Ilmu Rasa - Intuisi - Firasat - Ustad Muhammad Faizar

★★ Ilmu Rasa ★★
Alhamdulillah belum genap setahun kami hidup bersama, banyak pelajaran saya dapatkan darinya....
Salah satunya adalah tentang kedalaman ilmu rasa yg sebenarnya dimiliki oleh setiap manusia...
Saya sempat bingung dan terus-terusan memburu istri saya dgn berbagai pertanyaan siang dan malam...
Bagaimana istri saya bisa langsung cepat menilai dan menyimpulkan masalah seseorang hanya dgn melihat beberapa tanda di bagian tubuh orang tsb, terkhusus dari sorot matanya..... dan masya Allah hasilnya selalu tepat sbagaimana analisanya...
Inilah yg sangat membantu saya saat menerapi orang, terkhusus orang yg menderita tekanan kejiwaan...
Saking bawelnya saya karena rasa penasaran yg memuncak, dia pun berkata sambil tersenyum manis;
"Mamas.... sorot mata setiap orang itu ngga bisa bohong, kelihatan mana orang yg tulus, mana orang yg mau menipu, mana orang yg lg punya masalah berat, mana orang yg lg bahagia, semua tergambar dari sorot mata kita..."
Karena ngga paham sama sekali, saya tanya2 lagi..
Gmana caranya sorot mata bisa menggambarkan itu semua...?????
Akhirnya dia berkata lagi,
"Aisyah sendiri ngga bisa menjelaskannya menjadi sebuah teori, karena firasat itu akan lahir di saat kita sering terjun dalam suatu bidang...
Sebagaimana orang yg hobi ngopi, dia bisa membedakan jenis kopi hanya dari aromanya aja...
Orang yg hobi merokok bisa membedakan jenis rokok hanya dari bau asapnya..."
Aku berkata dalam hati, "Iya juga ya..."
Sungguh payah aku yg pengennya serba instan dalam mempelajari sesuatu.... apalagi masalah ketepatan firasat yg tidak bisa dipelajari atau ditularkan...
Bahkan tak jarang orang yg memiliki suatu keahlian mengalami kesusahan utk mengajarkan apa yg ia pahami melalui lisan atau tulisannya...
Karena firasat akan terasah sendiri seiring berjalannya waktu dan banyaknya jam terbang...
Namun apakah cukup hanya mengandalkan jam terbang saja ?
Ternyata tidak... butuh kesabaran ekstra dalam menempuh lika-likunya...
Dan kesabaran menurut syaikh 'Utsaimin dalam syarh arba'in nawawiyahnya terbagi menjadi 3 macam:
الأول: صبر على معصية الله : بمعنى أن تحبس نفسك عن فعل المحرّم حتى مع وجود السبب
PERTAMA : Sabar dari bermaksiat kepada Allah, maknanya adalah engkau menahan dirimu dari perbuatan yg diharamkan Allah walau terdapat sebab (yg memungkinkan menjerumuskanmu dalam kemaksiatan)...
و الثاني : صبر على طاعة الله : بأن يحبس الإنسان نفسه على الطاعة كرجل أراد أن يصلي , فدعته نفسه الى الكسل , أو إلى الفراش , أو إلى الطعام الذي ليس بحاجة إليه , أو إلى محادثة الإخوان , و لكنه ألزم نفسه بالقيام للصلاة فهذا صبر على طاعة الله
KEDUA : Sabar dalam ketaatan pada Allah, artinya agar seseorang memenjarakan dirinya dalam ketaatannya pada Allah... sebagaimana seorang lelaki yg ingin shalat, namun hawa nafsunya memanggilnya utk bermalas-malasan, atau untuk tidur di ranjang, atau pada makanan yg tdk ada hajat padanya, atau supaya ia bercakap-cakap bersama teman-temannya, namun ia tetap teguh dan melazimkan dirinya untuk mendirikan shalat..
Maka inilah yg dimaksud dengan kesabaran dalam ketaatan....
Nah... mengenai hubungan antara kedua hal di atas dengan ketajaman firasat seseorang, maka syaikh 'Abdurrahman as-Sulami menjelaskan :
من غض بصره عن المحارم و أمسك نفسه عن الشهوات و عمر باطنه بدوام المراقبة و ظاهره باتباع السنة و تعود أكل الحلال لم تخطئ فراسته...
"Barangsiapa yg menundukkan pandangannya dari yg haram, mengekang dirinya dari syahwat, menetapi dirinya dalam keabadian perasaan diawasi oleh Allah (ihsan), meneguhkan zhahirnya untuk tetap mengikuti sunnah Rasulillah, dan membiasakan makan makanan yg halal, maka firasatnya tidak akan salah..."
Maka tak cukup hanya mengandalkan jam terbang saja... krn di setiap pekerjaan kita sangat butuh dengan pertolongan dan petunjuk dari Allah Ta'ala... Allah yg memberikan kita ilmu maka kita wajib patuh dan tunduk kepadaNya...
Seperti dalam firmanNya di ayat terpanjang dalam al-Quran :
و اتقوا الله و يعلمكم الله
"Bertaqwalah kamu kepada Allah, niscaya Allah akan mengajarimu.." (QS.Al-Baqoroh : 282 juz 3)
Kesabaran yg ketiga adalah :
صبر على أقدار الله
Kesabaran dalam menerima taqdirnya Allah Ta'ala...
Jgn ngeluh, jgn kecewa, lebih2 sampai marah sama Allah.. karena kita ngga bakal tau hikmah/rahasia di balik stiap apa yg kita alami..... pandai-pandailah memandang sisi positif di setiap keadaan... dan belajarlah dari pengalaman yg telah lalu...
Barakallaahu fiikum...
F&A
★★Bumi Allah, 28 Rabi'ul Awal 1437 H★★
Share this article :

Posting Komentar

Disqus Shortname

Comments system

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Ustad Muhammad Faizar - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger